Ibadah Qurban Membangun Insan Bertauhid
![]() |
Dok. Proses Penyembelihan binatang kurban SD Muhammadiyah 1 Trenggalek |
ان
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور انفسنا ومن سيئات اعمالنا
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. اشهد ان لااله الا الله وحده لا
شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله. الصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى اله
واصحابه ومن تبعه الى يوم الدين اما بعد. فيا ايها الناس اوصيكم واياي بتقوى الله
فقد فاز المتقون. قال تعالى ياايها الذين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا
وانتم مسلمون. ياايها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها
وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تسائلون به والارحام ان الله كان عليكم
رقيبا. ياايها الذين امنوا اتقوا الله وقولو قولا سديدا يصلح لكم اعمالكم ويغفر
لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما.
الله
اكبر الله اكبر, اللهُ اكبَر كَبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ
بُكرَةً واَصِيلا . لااله
اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو
كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَوكرِهَ
المُشْرِكوْن, وَلَو
كرِهَ المُنَافِقوْن
لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَلِلهِ الحَمْد
لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَلِلهِ الحَمْد
Jamaah shalat Ied
rahimakumullah
Marilah
kita bersama-sama senantiasa menyadari, bahwa Allah telah banyak melimpahkan
rahmatNya kepada kita, banyak teramat banyak, sehingga kita takkan mampu
menghitungnya, sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat anNahl ayat 18:
وإن تَعُدُّوا نِعْمَةَ
الله لَا تُحْصُوْهَا إنَّ اللهَ لَغَفُوْرٌ رَحِيْم
Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dari
firman Allah di atas, jelaslah bahwa Allah telah memberikan nikmatNya kepada
kita teramat banyak, yang tak mungkin kita mampu menghitungnya. Karena
sesungguhnya apa yang kita nikmati, kita rasakan dan kita dapatkan dalam hidup
ini semuanya adalah rahmat Allah. Sekalipun demikian, ternyata kebanyakan
diantara manusia termasuk orang yang tidak mau bersyukur. Sebagaimana
diterangkan dalam firman Allah surat al-Baqarah ayat 243:
إنَّ اللهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنْ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَشْكُرُوْنَ
Sesungguhnya
Allah memberikan karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur.
Padahal
bagi yang bersyukur, Allah berjanji akan melipatgandakan kenikmatan yang
disyukurinya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْد
Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada
kita. Terlebih dalam kesempatan hari ini, kita umat islam merayakan Idul Adha.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi junjungan kita Muhammad SAW. yang
telah memberikan suri tauladan utama untuk selalu kita tiru agar kita bias
menjadi manusia yang selamat dunia akhirat.
الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله
والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Hadirin yang
berbahagia
Saat
ini jamaah haji dari seluruh penjuru dunia sedang menyelesaikan manasik haji di
tanah suci. Setelah menyelesaikan wukuf di arofah, mereka menuju masjid Mina
untuk mabit dan melempar jumroh. Semoga haji mereka mabrur dan kembali ke
daerah dan keluarganya masing-masing dengan selamat. Kepulangannya ke tanah air
membawa bangsa ini semakin religious.
Bagi
yang tidak menjalankan ibadah haji, maka ibadah utama pada hari Idul Adha ini
adalah menyembelih binatang kurban. Rasulullah menekankan kepada umatnya yang
mampu untuk menyembelih binatang kurban dengan sabdanya:
مَنْ كَانَ لَهُ
سَعَةً وَلَمْ يضح فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
Barang
siapa mempunyai kemampuan berkurban, tetapi tidak melakukannya, maka janganlah
mendekat tempat shalatku. (HR. Ahmad Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Jamah Ied yang
berbahagia.
Syariah
kurban tidak bisa dilepaskan dari peristiwa pada zaman Nabi Ibrahim dan Ismail.
Perintah kurban yang diterima Nabi Ibrahim as. diterangkan dalam al-Qur’an surat
Asshooffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ
مَعَهُ السَعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي اْلمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَاْنظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ
الله مِنْ الصَّابِرِيْن
Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”.
Nabi Ibrahim as adalah nabi yang mendapat sebutan abul ambiya
(bapaknya para nabi). Dalam Idul Adha ini kita meneladani pengalaman keluarga
Ibrahim yang penuh dengan cobaan, pengorbanan, ketabahan dan keikhlasan.
Ibrahim amat merindukan hadirnya anak sebagai keturunannya. Dan setelah anak
itu diberikan oleh Allah, diujilah Ibrahim, akankah kecintaanya kepada Allah
terkalahkan oleh cintanya kepada anak yang lama ia nantikan itu? Ternyata
tidak, Ibrahim lulus dari ujian allah yang berat.
Dalam ayat tadi digambarkan bagaimana Ibrahim melakukan komunikasi
yang amat baik dengan anaknya (Ismail). Menunjukkan betapa Ibrahim memiliki
keluarga dengan hubungan yang terjaga dengan baik, antara orang tua dan anak
tidak ada kendala komunikasi sebagai proses pendidikan anaknya. Dan yang
menakjubkan adalah jawaban Ismail yang menunjukkan gambaran seorang anak yang
selalu terdidik dalam keimanan kepada Allah dengan begitu baiknya.
Mudah-mudahan
kita mampu meneladani keluarga Ibrahim. Sebagai orang tua dan menjadi orang tua
yang baik. Yang senantiasa mendidikkan keimanan kepada anak-anak kita, sehingga
menjadi anak yang berakidah islam dengan kokoh. Tidak akan kita biarkan
anak-anak kita tercemari oleh ajaran-ajaran yang menjauhkan kita dari hidayah
Allah. Kita akan didik anak-anak kita menjadi anak yang shalih, anak yang
pintar dan berbudi pekerti luhur serta menjadi generasi penerus yang mampu
membawa kemajuan umat dan bangsa kita tercinta.
الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Jamaah shalat Ied
yang berbahagia
Kita prihatin, sebagian dari saudara kita masih berada dalam
kemiskinan. Kesejahteraan yang menjadi salah satu cita-cita berdirinya bangsa
ini belum bisa mereka dapatkan. Yang lebih memprihatinkan adalah runtuhnya
moral sebagian warga bangsa ini. Di tengah penderitaan rakyat miskin, triliunan
uang Negara dikorupsi oleh para pejabat yang seharusnya membangun
kesejahteraan negeri ini. Korupsi telah terjadi di semua lini. Bahkan korupsi
dilakukan bersamaan atau orang yang sering menyebut korupsi berjamaah.
Disamping itu, semakin meningkatnya kasus kriminalitas, pornografi, narkoba dan
bentuk kemaksiatan lain. Bahkan penyalahgunaan Narkoba telah sampai pada kondisi
darurat, dan benar-benar mengancam masa depan bangsa.
Untuk menyelesaikan problem bangsa yang pelik ini, tentunya bukan
pekerjaan yang mudah. Sudah barang tentu kita membutuhkan anak bangsa yang rela
mengorbankan waktu
dan tenaganya untuk kemajuan bangsa.
Kita butuh generasi yang unggul dan
hebat, generasi yan
mencintai Allah dan tunduk terhadap
aturan-Nya, karena hanya dengan kembali kepada aturan hidup Allah, segala problem
yang kita hadapi tersebut dapat terurai dengan baik. Dan contoh itu bisa kita
temui pada pribadi Nabi Ibrahim dan Ismail putranya. Inilah saatnya kita meneladani
dengan benar pribadi mulia itu. Salah Satunya dengan menghayati syariat
berkurban.
الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله
والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Jamaah shalat Ied
yang berbahagia
Ibadah
Kurban yang kita lakukan memiliki dua dimensi. Pertama adalah
ibadah yang bersifat vertikal, semata-mata berbakti kepada Allah dan hanya mengharapkan
keridhaan Allah SWT. bahwa hanya ikhlas karena Allah kurban itu dilakukan. Kurban
juga sebagai perwujudan tauhid, mencintai Allah diatas cinta kepada
yang lain, melebihi cintanya kepada keluarga dan harta benda yang ia miliki.
Melebihi cintanya kepada jabatan dan seluruh fasilitas yang didapatkan selama
ini. Dan keiklhasan berkurban karena kecintaan kepada Allah itulah yang menentukan
kurban kita diterima atau tidak. Sebagaimana dijelaskan dalam dalam firman-Nya surat
Qs Al-Hajj ayat 37:
لَنْ يَنَالَ الله لُحُوْمُهَا وَلاَ دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَقْوَى
مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ
الْمُحْسِنِيْن
Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya
untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Kedua adalah ibadah yang bersifat horizontal, yakni menyantuni
para dhu‘afa melalui pembagian daging kurban tanpa membeda-bedakan agama, suku dan
golongan. Kurban merupakan wujud nyata dari upaya orang yang mampu untuk
membantu kesejahteraan sesama. Bahwa seseorang tidak boleh hanya memikirkan
dirinya sendiri.
Tetapi dalam hidup ini ada peran kehidupan yang kita lakukan untuk
orang dan untuk menolong orang. Semangat rela berkurban seperti inilah yang seharusnya
selalu ada di setiap anak negeri ini, terlebih pada diri para pemimpin bangsa.
Apabila para pemimpin telah memiliki jiwa rela berkurban untuk
kepentingan, rakyat yang dipimpinnya, niscaya ia tidak akan berlaku korup,
menggasak uang Negara untuk kepentingan dirinya. Ketika orang yang mampu dan
memiliki harta berlebih telah memiliki semangat berkurban, semangat menolong
penderitaan saudaranya, maka kesejahteraan sesama menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari hidupnya. Ia sadar bahwa menolong sesama adalah wujud ibadah yang
sangat tinggi nilainya di mata Allah. Menolong sesama sebagai perwujudan amal
shalih dari iman yang telah tertanam dengan kokoh. Allah berfirman dalam ayat
yang panjang Qs Al-Baqgarah ayat 177 yang menggambarkan sikap takwa seorang
hamba.
لَيْسَ اْلبِرَّ
أَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ اْلمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ البِرَّ
مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الْآخِرِ وَاْلمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّيْنَ
وَآتَى اْلمَالَ عَلىَ حُبِهِ ذَوِي القُرْبَى وَاليَتَامَى وَالمَسَاكِيْنَ وَاْبنِ
السَّبِيْلَ وَالسَّآئِلِيْنَ وَفِي الرِقاَبِ وَأِقَامِ الصَلَاةَ وَآتى الزَكاَةَ
وَاْلموفون بِعَهْدِهِمْ إذا عَاهَدُوا وَالصَابِرِيْنَ فِي البَأسَاءِ وَالضَرَّاءِ
وَحِيْنَ البأس أولئك الذِيْنَ صَدَقُوا وأولئك هُمُ المُتَّقُوْنَ
Bukanlah
menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Oleh
karena itu marilah semangat berkurban ini senantiasa menjadi sikap hidup kita.
Bahwa menjaga iman dengan menegakkan tauhid harus juga diikuti dengan
kepedulian kita terhadap penderitaan sesama.
الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله
والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Jamaah shalat Ied
yang berbahagia
Upaya
kita meneladani Nabi Ibrahim juga bisa kita lakukan dengan mengkaji salah satu doa
beliau yang tertera didalam surat Asy-Syu’ara ayat 83-85:
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِيْنَ. وَاجْعَلْ لِي
لِسَانَ صِدْقٍ فِي الآخرِينَ. وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ
(Ibrahim berdoa): “Ya
Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang
yang shaleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang
datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga
yang penuh kenikmatan.
Dalam ayat di atas Nabi Ibrahim memohon agar diberi hikmah, diberikan
kebijaksanaan. Menurut Ibnu Abas yang dimaksud adalah diberi ilmu pengetahuan.
Tentunya agar dengan ilmu pengetahuan itu kita bisa bertindak bijaksana, menjadi
orang “pinter” dan sekaligus “pener”. Orang yang seperti inilah yang sangat dinantikan
dalam membawa umat dan bangsa yang
berkemajuan.
Nabi Ibrahim juga memohon agar dijadikan buah tutur yang baik bagi
generasi sesudahnya. Menjadi buah tutur kebajikan tentunya bisa terwujud
manakala dalam kehidupan ini kita meninggalkan rekam jejak yang baik.
Meninggalkan amal shalih yang bermanfaat untuk orang banyak, maka
dialah yang akan
dikenang. Seperti kata pepatah manusia mati meninggalkan nama.
Bangsa ini memiliki orang-orang besar yang karya dan pengorbanannya
telah dirasakan
manfaatnya oleh umat dan bangsa ini. Oleh karena itu marilah kita
senantiasa berjuang agar dalam hidup kita selalu melakukan kebaikan, memberikan
manfaat kepada lingkungan kita, kepada siapapun yang bergaul dengan kita. Hidup
kita hanya sekali, harus menjadi hidup yang berarti. Bukan hanya bagi kita
sendiri, tapi juga untuk orang lain, untuk umat dan Bangsa di
sinilah pengorbanan itu selalu dibutuhkan.
Akhirmya marilah kita memohon kepada Allah semoga kita senantiasa
diberi hidayah,
sehingga dalam menghadapi hidup yang semakin sulit ini kita tetap
menjalani dengan benar.
الحمد لله الذي حمدا يوافى نعمه ويكافى وزيده يا ربنا لك الحمد كما
ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك, اللهم صلى وسلم على رسولك محمد وعلى اله واصحابه
اجمعين. اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الاحياء منهم
والاموات.
ربنا لا تؤاخذنا ان نسينا او اخطأنا ربنا ولا تحمل علينا اصرا كما
حملته من قبلنا ربنا ولا تحملنا مالاطاقة لنابه واعف عنا واغفرلنا وارحمنا انت
مولانا فانصرنا على القوم الكافرين.
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله
رب العالمين
Ditulis oleh dr H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes, Sp.S,
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Majalah Suara
Muhammadiyah 16/103/16-31 Agustus 2018
Komentar
Posting Komentar