Shalatmu Cerminan Pribadimu

HumIn-Pembiasaan shalat berjamaah di SD Muhammadiyah 1 Trenggalek

InNews. Shalat adalah rukun islam yang kedua. Dikatakan dalam hadits Rasulullah Muhammad bahwa "Shalat adalah tiang agama, barangsiapa mengerjakan shalat maka ia telah menegakkan agama. Dan barangsiapa yang meninggalkan shalat maka ia telah merobohkan agama".

Tentu saja, banyak syarat ataupun rukun yang harus dipenuhi dalam melaksanakan satu kewajiban umat muslim ini.

Sebelum melaksanakan shalat, seorang imam harus mengerti apa yang harus ia lakukan. Kadang kita temui dalam shalat berjamah, seorang imam langsung saja bertakbir tanpa terlebih dulu  memperhatikan barisan di belakangnya, tak peduli apakah barisan makmumnya masih acak-acakan atau tidak. Atau juga banyak kita temukan, kaum Muslim shalat berjamaah namun ia tak betul-betul mengerti tata-cara shalat yang benar.

Fenomena tersebut merupakan bukti bahwa sebagian kaum Muslimin masih menganggap urusan merapatkan dan meluruskan shaf sebagai hal yang sepele dan hanya membuang-buang waktu saja. Akibatnya, masalah ini kurang mendapat perhatian serius.

Sikap seperti ini tentu saja keliru. Karena meluruskan dan merapatkan shaf merupakan bagian dari sempurnanya shalat berjamaah. Sebelum melakukan shalat berjamaah, Rasulullah selalu memperhatikan jamaahnya. Ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya, “Rasulullah, apabila telah berdiri di tempatnya untuk bershalat, tidaklah terus bertakbir, sebelum melihat ke kanan dan ke kiri menyuruh manusia menyejajarkan bahu, seraya bersabda, ‘Janganlah kamu maju mundur, yang menyebabkan maju mundurnya jiwa-jiwa kamu’.” (Riwayat. Ahmad).

Bahkan, Rasulullah pernah menugaskan ‘Ali bin Abi Thalib untuk membantunya dalam meluruskan dan merapatkan shaf shalat berjamaah. Begitu juga khalifah ‘Umar bin Khaththab, jika bertindak selaku imam, beliau belum bertakbir sehingga datang orang yang telah ditugaskan untuk membetulkan shaf, melaporkan bahwa semua shaf telah teratur. Sesudah itu, barulah beliau bertakbir.
Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Luruskanlah shaf kalian karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat.”(HR Muslim). Ada juga hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Luruskan shaf sebaik-baik mungkin dalam shalat.” (Riwayat Ahmad)

Kenapa umat islam dianjurkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf sebelum memulai shalat berjamaah? Apa hikmah di balik itu semua?


Dari pelajaran di atas bisa kita ambil hikmahnya bahwa merapatkan dan meluruskan shaf merupakan perbuatan yang selalu diperintahkan Rasulullah dan terus dilakukan oleh para sahabat. Rasulullah SAW melakukan hal ini untuk menumbuhkan kerapian, kedisiplinan, dan kekhusyukan, baik dalam shalat berjamaah, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah selalu menekankan kepada para sahabat agar selalu memperhatikan cara-cara hidup berjamaah. Salah satu caranya adalah saling meluruskan barisan dalam shalat. Dalam satu riwayat disebutkan, “Ada tiga orang yang diridhai Allah, yaitu seorang yang pada tengah malam bangun dan shalat, suatu kaum (jamaah) yang berbaris untuk shalat, dan suatu kaum yang berbaris untuk berperang ( fisabililah) “.(HR Abu Yu’la).

Imam Qatadah menjelaskan bahwa ada hubungan yang erat antara kewajiban merapikan barisan ketika shalat dengan kewajiban merapikan barisan dalam peperangan. Beliau juga menyebutkan permisalan barisan itu seperti bangunan kokoh (bun-yanun marshush) sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Ahaff: 4
Dengan kita mengajarkan shalat berjamaah dengan meluruskan serta merapikan shaf sebelum shalat, insya Allah akan menanamkan pada diri kita sebagai muslim yang disiplin, muslim yang tertib, muslim yang kokoh dan tidak mudah bercerai berai.

https://www.youtube.com/watch?v=O1RkY7qc9do

Ditulis oleh Jun Ikhsan

Komentar

Postingan Populer