Penggunaan Torso dalam Pembelajaran Organ Tubuh Manusia Dan Hewan Pada Siswa Kelas V

Torso Rangka Manusia

InNews. Dalam dunia pendidikan ada beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain, saling menunjang, dan saling mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Komponen tersebut adalah Guru, Materi, Metode, Alat Peraga dan Evaluasi.

Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang diperoleh siswa. Pelaksanaan tugas itu harus direncanakan terlebih dahulu dan dilaksanakan oleh guru dengan sebaik mungkin agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan didukung oleh komponen yang lain seperti penggunaan metode dan alat peraga yang tepat

Perkembangan ilmu pengetahuan dan Tekhnologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil Tekhnologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah. Dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru Setidaknya dapat menggunakan alat yang murah dan efesien yang meskipun sederhana dapat bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang  diharapkan.

Keberhasilan Pembelajaran, tidak lepas dari peran guru sebagai pendidik.  Peran guru yang paling pokok adalah menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik. Tetapi peran lain yang perlu dilakukan oleh guru didalam kelas dalam upaya perbaikan hasil belajar siswa yaitu mengadakan penelitian di dalam kelas tentang proses pembelajaran.

Proses pembelajaran secara menyeluruh menerapkan prinsip: a). Kesamaan memperoleh kesempatan, b). bepusat pada anak, c). pendekatan menyeluruh dan kemitraan, d). kesatuan dalam kebijakan dan ragam dalam pelaksanaan, e). menekankan pada ketercapaian kopetensi, f). berorientasi pada hasil belajar, g). menggunakan metode berfariasi dan menyenagkan, h). Sumber belajar bukan hanya guru, i). mengembangkan pilar pendidikan.


Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang masuk dalam kurikulum 2013 berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan  ilmu pengatahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi  wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan dalam menerapkan kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya  menekankan pada proses pemberian pengalaman langsung untuk mengembengkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk menemukan (inkuiri) dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan Ilmu Pengatahuan Alam perlu dilakukan secara bijaksana agar tdak berdampakburuk terhadap alam sekitar. Di tingkat SD/MI diharapkan adanya penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungaan, teknologi dan masyarakatyang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah.  Pendidikan IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses serta sikap ilmiah.

Berikut adalah contoh penggunaan torso dalam pembelajaran di Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 1 Trenggalek:
HumIn. Presentasi siswa tentang sistem Pernafasan manusia dengan media Torso
 


HumIn. Penggunaan media Torso dalam pembelajaran
 
Penulis: Riris

Komentar

Postingan Populer